Washington DC, IGONTV.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuai kritik keras dari kalangan ekonom, akademisi, hingga politisi usai memecat Direktur Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS), Erika McEntarfer. Pemecatan ini dilakukan setelah laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan penurunan tajam penciptaan lapangan kerja, yang disebut Trump sebagai “data palsu.”
Pemimpin Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, menyebut langkah Trump sebagai tindakan pemimpin yang tak bertanggung jawab. “Apa yang dilakukan pemimpin yang buruk ketika menerima berita buruk? Tembak pembawa pesannya,” kata Schumer, dikutip dari Associated Press dan BBC, Minggu (3/8/2025).
Sebelumnya, BLS merilis data bahwa ekonomi AS hanya menambah 73.000 lapangan kerja pada Juli 2025. Laporan itu juga memuat revisi besar terhadap data Mei dan Juni, dengan penurunan bersih 258.000 lapangan kerja dibandingkan laporan sebelumnya. Trump langsung menuduh McEntarfer, pejabat yang diangkat di era Joe Biden, telah memanipulasi data tersebut.
“Dia akan digantikan dengan seseorang yang jauh lebih kompeten dan berkualitas,” ujar Trump dalam unggahan di Truth Social. Namun hingga kini, tidak ada bukti yang mendukung tuduhan Trump mengenai manipulasi data oleh BLS.
Langkah Trump menuai respons tajam dari berbagai kalangan. Ekonom dari Universitas Massachusetts-Amherst, Arin Dube, memperingatkan bahwa tindakan ini bisa menggerus kepercayaan publik terhadap data resmi pemerintah. “Ini mengancam integritas lembaga-lembaga inti Amerika dan seluruh statistik pemerintah,” katanya di platform X.
Kritik juga datang dari mantan Menteri Keuangan AS, Larry Summers. Ia menilai pemecatan tersebut mencerminkan karakter pemerintahan otoriter. “Memecat kepala lembaga karena tidak suka data yang dirilis adalah ciri negara otoriter, bukan demokratis,” tegasnya.
Ekonom utama di Roosevelt Institute, Michael Madowitz, menambahkan bahwa mempolitisasi statistik ekonomi adalah tindakan yang merugikan bangsa sendiri. “Kredibilitas data ekonomi AS adalah fondasi kekuatan ekonomi global kita. Jika hilang, sulit untuk dibangun kembali,” katanya.
Di tengah krisis kepercayaan ini, BLS juga diketahui mengalami penurunan kapasitas dalam pengumpulan data akibat keterbatasan sumber daya. Tingkat respons survei ketenagakerjaan turun dari 80% pada 2020 menjadi sekitar 67% pada Juli 2025. Pengurangan personel juga berdampak pada cakupan pengumpulan data untuk Indeks Harga Konsumen dan Harga Produsen – indikator penting inflasi yang memengaruhi kebijakan ekonomi global.
Langkah Trump ini dikhawatirkan dapat membutakan publik dan pasar terhadap kondisi ekonomi sebenarnya di AS, memunculkan risiko jangka panjang bagi kredibilitas ekonomi negara tersebut.
Penulis: Redaksi IGONTV