Jakarta, IGONTV.com – Pemerintah Jerman mengumumkan penghentian sementara seluruh izin ekspor alat perang ke Israel sebagai respons atas rencana militer Israel untuk menguasai Kota Gaza, Palestina. Kebijakan ini disampaikan langsung oleh Kanselir Jerman, Friedrich Merz, Jumat (8/8/2025).
Merz menegaskan, dalam kondisi saat ini, pemerintahnya tidak akan menyetujui ekspor peralatan militer apa pun yang dapat digunakan dalam operasi di Jalur Gaza. Namun, Merz belum menyebutkan sampai kapan penghentian ini akan berlangsung.
Merz menegaskan, dalam kondisi saat ini, pemerintahnya tidak akan menyetujui ekspor peralatan militer apa pun yang dapat digunakan dalam operasi di Jalur Gaza. Namun, Merz belum menyebutkan sampai kapan penghentian ini akan berlangsung.
“Dalam situasi yang sedang berkembang, kami memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman alat militer yang berpotensi digunakan di Jalur Gaza sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” ujar Merz dalam pernyataannya.
Jerman sendiri secara historis merupakan salah satu pemasok utama senjata bagi Israel. Berdasarkan data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (Sipri), Amerika Serikat menempati posisi sebagai pemasok militer terbesar bagi Israel antara tahun 2020 hingga 2024, sementara Jerman berada di posisi kedua.
Israel Siapkan Pengambilalihan Kota Gaza
Di sisi lain, kabinet keamanan Israel menyetujui rencana yang diajukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil alih kendali Kota Gaza. Pernyataan resmi kantor Netanyahu yang dirilis Jumat (8/8) menyebutkan, pasukan Israel akan bersiap melakukan pengambilalihan tersebut sembari menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di luar area konflik.
Rencana ini merupakan bagian dari upaya militer Israel untuk mengalahkan kelompok Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza. Dalam keputusan kabinet keamanan, lima prinsip utama disepakati sebagai langkah penyelesaian konflik, yakni: pelucutan senjata Hamas, pembebasan semua sandera hidup maupun meninggal, demiliterisasi Jalur Gaza, pengawasan keamanan oleh Israel, serta pembentukan pemerintahan sipil alternatif yang bukan berasal dari Hamas atau Otoritas Palestina.
Penulis: Redaksi IGONTV
Editor: Muhamad Ridwan