Jakarta, IGONTV.com — Upaya Amerika Serikat (AS) membatasi akses chip kecerdasan buatan (AI) justru memicu kebangkitan teknologi domestik China. Terbaru, China Unicom meresmikan pembangunan pusat data raksasa di Xining, Qinghai, senilai US$390 juta atau sekitar Rp6,9 triliun, dengan tenaga chip AI buatan lokal.
Pusat data ini dirancang memiliki kapasitas komputasi hingga 20.000 petaflop. Hingga kini, fasilitas tersebut sudah mengoperasikan 3.579 petaflop dengan dukungan hampir 23.000 chip AI hasil produksi dalam negeri.
Sebagian besar chip, sekitar 71%, dipasok oleh T-Head, unit semikonduktor milik Alibaba. Perusahaan lokal lain seperti Biren Tech, MetaX, dan Zhonghao Xinying juga ikut berkontribusi. Dalam tahap berikutnya, Unicom akan menggandeng pemasok lain, termasuk Tecorigin (Wuxi), Moore Threads, dan Enflame.
Langkah ini memperlihatkan strategi agresif China untuk lepas dari ketergantungan teknologi asing, terutama pasca larangan AS atas chip canggih Nvidia. Beijing bahkan secara terbuka meminta perusahaan domestik berhenti menggunakan chip asal AS demi alasan keamanan nasional.
T-Head sendiri telah merilis chip AI terbaru bernama PPU, dilengkapi memori 96 gigabit dan HBM2e, sejenis DRAM bertumpuk vertikal khusus untuk AI. Chip ini digadang mampu menyaingi Nvidia H20, produk tercanggih yang masih diizinkan dijual ke pasar China.
Pembangunan pusat data ini sekaligus menjadi simbol pergeseran lanskap geopolitik teknologi. Sementara Washington menekan ekspor semikonduktor, Beijing justru semakin percaya diri mendorong ekosistem chip dalam negeri untuk menantang dominasi AS.














