Jakarta, IGONTV.com — Amerika Serikat kembali memicu perdebatan internasional setelah Presiden Donald Trump menyatakan kesiapannya melanjutkan uji coba senjata nuklir. Pernyataan itu ia sampaikan saat berada di pesawat kepresidenan Air Force One, seraya menegaskan bahwa keputusan tersebut dipicu langkah negara lain yang dinilai melakukan hal serupa.
Trump mengatakan AS memiliki kapasitas nuklir terbesar di dunia dan menyebut modernisasi persenjataan sebagai langkah yang “tak terhindarkan” dalam situasi persaingan global saat ini. Ia mengklaim sebagian sistem senjata telah diperbarui selama masa kepemimpinannya.
Di sisi lain, Gedung Putih menekankan bahwa uji coba tersebut bukan semata unjuk kekuatan, melainkan bagian dari verifikasi keamanan senjata. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebelumnya menyatakan bahwa rencana itu didesain untuk memastikan keandalan arsenal nuklir AS.
Meskipun keras dalam retorika, Trump menyebut dirinya tetap terbuka pada agenda pelucutan senjata nuklir. Namun ia menilai keseimbangan kekuatan global kini berubah cepat, terutama dengan peningkatan kemampuan Rusia dan pertumbuhan pesat arsenal China.
Pernyataan Trump segera memicu reaksi dari Moskow. Kremlin menilai setiap uji coba nuklir AS akan mengakhiri masa panjang tanpa pengujian yang berlaku sejak era Perang Dingin. Juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov menegaskan bahwa Moskow akan merespons sesuai perkembangan jika Washington benar-benar mengambil langkah tersebut.
Ketegangan baru ini menambah kompleksitas dinamika keamanan global, terutama setelah sejumlah perjanjian pembatasan senjata antara AS dan Rusia berhenti diimplementasikan dalam beberapa tahun terakhir. Negara-negara pengamat menilai keputusan AS bisa membuka babak baru perlombaan senjata nuklir di era geopolitik modern.












