Jakarta, IGONTV.com – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerja sama dengan Google mengembangkan asisten medis berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung kesehatan astronaut selama misi di luar angkasa. Proyek ini bertujuan memastikan kru tetap mendapat layanan medis meski jauh dari Bumi dan tanpa kehadiran dokter.
Dikutip dari TechCrunch, Jumat (8/8), teknologi yang dinamai Crew Medical Officer Digital Assistant (CMO-DA) ini dirancang agar mampu mendiagnosis dan memberikan rekomendasi perawatan dalam situasi darurat. Sistemnya menggunakan teknologi multimoda—menggabungkan suara, teks, dan gambar—yang dijalankan melalui platform Google Vertex AI.
David Cruley dari Google Public Sector menjelaskan, pengembangan dilakukan melalui perjanjian langganan yang mencakup layanan cloud, infrastruktur pengembangan aplikasi, dan pelatihan model AI. NASA sendiri telah menyediakan kode sumber aplikasi sekaligus terlibat dalam penyempurnaan model tersebut.
Dalam tahap uji coba, CMO-DA diuji pada tiga skenario: cedera pergelangan kaki, nyeri panggul, dan nyeri telinga. Penilaian dilakukan oleh tiga dokter, termasuk satu astronaut. Hasilnya, tingkat akurasi diagnostik dinilai tinggi: 74 persen untuk nyeri panggul, 80 persen untuk nyeri telinga, dan 88 persen untuk cedera pergelangan kaki.

Ke depan, tim ilmuwan berencana memperkaya data sistem dengan informasi dari perangkat medis serta melatih AI agar mampu memahami kondisi unik di luar angkasa, seperti pengaruh gravitasi mikro terhadap tubuh manusia.
Meski belum ada kepastian apakah teknologi ini akan digunakan di Bumi, Cruley menegaskan manfaatnya bisa melampaui misi luar angkasa. “Selain meningkatkan kesehatan kru, pelajaran dari proyek ini berpotensi diterapkan di sektor medis lainnya,” ujarnya.
Penulis: Redaksi IGONTV
Editor: Muhamad Ridwan














